AHHH....!!!! SESAK PULAU INI...




karya Suraji, Padat dan Sesak

Dhany. R. 17 Sept 2013

AHHH....!!!! SESAK PULAU INI,,,, (Hubungan Antara Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan permasalahan Lingkungan Hidup)
Bentang Alam dan Data kependudukan di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan ribuan pulau-pulau kecil yang terbentaaang dari sabang hingga merauke. Tercatat jumlah ulau-pulau yang ada di indonesia berjumlah 17.508 pulau. Sepertiga luas Indonesia adalah daratan dan dua pertiga luas Indonesia adalah lautan.
Luas daratan Indonesia adalah 1.919.440 Km, yang terdiri dari pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau besar di Indonesia antara lain Papua dengan luas 785.753 Km persegi, Pulau Kalimantan dengan luas 748.168 km persegi, Pulau Sumatera dengan luas 443.066 Km persegi, Pulau Sulawesi dengan luas 180.681 Km persegi, Pulau Jawa dengan luas 138.794 Km persegi, Pulau Timor dengan luas 180.681 28.418 km persegi, Pulau Halmahera dengan luas 17.454 Km persegi, pulau Sumbawa dengan luas 14.386 Km persegi, Pulau Flores dengan Luas 14.154 Km persegi, dan pulau-pulau besar lainnya.

Menurut publikasi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Satatistik (BPS) pada bulan Agustus 2010, Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen pertahun.
Adapun persentase jumlah penduduk dibeberapa pulau besar di Indonesai, dibandingkan denganpersentase bentang alamnya, dapat dilihat pada gambar di bawah ini :















Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk terbesar adalah di pulau jawa yang mencakup hingga 57 %dari total penduduk di indonesia sementara luas pulaunya hanya 7 % dari luas wilayah di Indonesia.  Bandingkan dengan pulau Kalimantan yang luasnya mencakup 28 % wilayah Indonesia namun hanya dihuni 6% penduduk Indonesia. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Indonesia adalah sebesar 124 orang per km². Provinsi yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebesar 14.440 orang per km². Sedangkan Provinsi yang paling rendah tingkat kepadatan penduduknya adalah Provinsi Papua Barat, yaitu sebesar 8 orang per km².
Dari data diatas tentunya kita dapat membayangkan padatnya penduduk di pulau Jawa, yang dengan Luas wilayah hanya 7 % namun harus memenuhi kebutuhan 57 % penduduk Indonesia. Bagaimana pula upaya yang dilakukan masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan ekonominya serta dampak ekologi yang mungkin terjadi pada kondisi lingkungan yang tentunya sudah tidak seimbang.
Permasalahan Kepadatan Penduduk
Menurut Sudharto. P. Hadi dalam bukunya Manusia dan lingkungan (2009), mejelaskan bahwa pada saat peradaban manusia masih primitif, atau dikenal dengan tahap Pancosmis, daya dukung lingkungan masih lebih tinggi ketimbang kebutuhan manusia dan populasi manusia belum banyak. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan juga menjadi meningkat. Untuk mendapatkan makanan, manusia pun mulai mengembangkan teknologi sederhana dan mengelola alam. Perdaban pun semakin berkembang, pertumbuhan penduduk semakin tinggi, hingga mendorong manusia menciptakan teknologi untuk mengeksploitasi sumber daya alam. Tahap ini disebut tahap antroposentrisme dimana manusia dengan teknologinya merasa sebagai pengendali alam dengan kecenderungan pemenuhan kebutuhan yang tanpa batas.
Sementara itu, Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk.  Dampak dari ledakan penduduk diantaranya adalah meningkatnya jumlah pengangguran, kekurangan pangan, kebutuhan pendidik, sarana kesehatan dan perumahan sukar diperoleh, terjadinya kerusakan lingkungan, dan tingkat kemiskinan yang semakin meningkat.
pemenuhan aspek-aspek ekonomi, sandang, pangan, dan tempat tinggal, merupakan masalah mendasar yang harus dihadapi manusia ketika terjadi ledakan jumlah penduduk. Belum lagi soal persebaran penduduk dan pemerataan pembangunan di Indonesia yang belum merata dengan baik bahkan dikatakan tidak seimbang. Misalnya saja pulau jawa yang luasnya hanya sekitar 6% dari luas seluruh indonesia namun menampung lebih dari 50% penduduk di Indonesia. Bandingkan dengan papua dan kalimantan yang masing-masing hanya terdiri dari 6% dan 3% dari jumlah penduduk di Indonesia.
Hal ini tentunya tidak sebanding antara daya dukung dan tampung lingkungan pulau jawa dengan penduduknya. Sebagai dampaknya konflik sosial, dan kemiskinan sangat rentan terjadi begitupun dengan kerusakan lingkungan. Jumlah penduduk semakin banyak sehingga kebutuhan akan tempat tinggal semakin meninkat pula, dampaknya hutan ditebang dan lahan-lahan pertanian dialih fungsikan untuk permukiman, industri-industri pabrik dibangun untuk mempercepat produksi sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi namun Limbah dan asapnya mencemari lingkungan, ketika musim kemarau kekeringan terjadi karena sumber-sumber mata air telah kering, dan ketika hujan, terjadi banjir karena tidak adalagi daerah resapan air. 
Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan.
Masalah kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan yang kini sedang dihadapi oleh bangsa-bangsa didunia termasuk Indonesia. Padatnya penduduk di suatu daerah akan menyebabkan ruang gerak manusia semakin menyempit. Pertumbuhan penduduk yang cepat pula meningkatkan permintaan (demand) terhadap sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam (supply). Menurut Wijono (1998:5) kondisi sebagaimana digambarkan tersebut dapat mengandung sebuah konsekuensi, yaitu berubahnya salah satu atau beberapa komponen dalam ekosistem, mengakibatkan perubahan pada interaksi komponen-komponen itu, sehingga struktur organisasi dan sifat-sifat fungsional ekosistem akan berubah pula.

Kemacetan akibat ledakan jumlah penduduk
Pada dasarnya, kebutuhan manusia tidak terbatas ditambah lagi dengan persoalan kepadatan penduduk yang semakin meningkatkan pula kebutuhan akan sumber daaya alam. Sementara persediaan sumber daya alam sangat dipengaruhi oleh daya tampung dan daya dukung lingkungan tersebut. Ketika daya tampung dan daya dukung lingkungan tersebut sudah tidak seimbang, maka akan terjadi krisis sumberdaya alam hingga krisis ekonomi.
Beberapa dampak langsung kepadatan penduduk terhadap lingkungan adalah sebegai berikut :

1.      Ketersediaan Air Bersih
Meningkatnya jumlah penduduk tentu menyebabkan pula peningkatan kebutuhan air. Pada umumnya, kebutuhan air diperkotaan dipenuhi oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang mengalirkan air sampai ke rumah-rumah penduduk.  Akan tetapi, makin padatnya penduduk membuat masyarakat mencari sumber-sumber air sendiri dengan membuat sumur bor. Yang tentunya mengancam cadangan air tanah. Apalagi kita ketahui kondisi topografi lahan hijau dan areal peresapan air di perkotaan sungat sedikit.
Selain itu, kepadatan penduduk, meningkatkan  pula produksi limbah domestik rumah tangga. Limbah domestik yang tidak terolah ini langsung saja dialirkan ke sungai sehingga mengancam ekosistem sungai. Begitupun dengan kegiatan-kegiatan industri belum memilki sistem pengolahan limbah yang baik sehingga limbah industri dialirkan begitu saja, ke sungai, danau maupun ke laut.
2.      Ketersediaan Pangan
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi penduduk dalam jumlah besar, maka lahan-lahan pertanian yang dianggap tidak produktif di kota-kota besar misalnya di pulau Jawa, telah dialihfungsikan menjadi lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Akibatnya, negara kita bahkan harus mengimpor beras, gandum, dan kedelai dari luar negeri.
Kebutuhan pangan masyarakat sangat tergantung dengan tersedianya lahan-lahan pertanian yang luas yang mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun yang terjadi saat ini adalah adanya kesenjangan yang teramat jauh antara luas lahan pertanian dengan jumlah penduduk yang ada, sehinga krisis pangan dan bencana kelaparan sangat mungkin terjadi.
3.      Ketersediaan Lahan
Jumlah penduduk terus bertambah, namun luas wilayah(pulau) statis tidak pernah bertambah. sehingga jika terus terjadi lonjakan jumlah penduduk diperkotaan, maka bisa dipeastikan kebutuhan lahan akan semakin meningkat yang dampak nyatanya adalah dialihfungsikannya lahan-lahan pertanian, pembukaan hutan, rawa-rawa, untuk dijadikan kawasan permukiman ataupun industri. Tentunya kerusakan lingkungan terjadi dan dampaknya sangat luas yang bisa mendatangkan bencana banjir, kekeringan, dan tanah longsor.
4.      Ketersediaan Udara Bersih 
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Penutup
Persoalan kependudukan dan kerusakan lingkungan hidup adalah dua hal yang saling terkait antara satu dengan lainnya. Terjadinya kerusakan lingkungan, dapat mengakibatkan ketidakseimbangan sumber daya alam, dan berdampak pula kepada kehidupan manusia secara makro. Sehingga dalam tataran selanjutnya, ketidakseimbangan antara laju pertumbuhan penduduk, kualitas serta kuantitas sumber daya alam dapat menyebabkan krisis ekonomi dan lingkungan yang membahayakan kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran,komitmen yang kuat, dan upaya bersama yang dilakukan secara partisipatif oleh pemerintah, masyarakat dan industri untuk menciptakan keseimbangan yang ideal antara laju pertumbuhan, kebutuhan ekonomi, dan kesestarian lingkungan.

Lampiran

Daftar Pustaka
Hadi, Sudharto P. 2009. Manusia dan Lingkungan. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Keraf, Sony. 2002. Etika Lingkungan. Jakarta: Buku Kompas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbandingan teori Perencanaan John Friedman dan Barclay Hudson

Pajak dan Pencemaran Lingkungan

Teknologi Reverse Osmosis untuk pengolahan air bersih di Pesisir dan pulau-pulau Kecil